Kamis, 14 Mei 2020

Jatuh Cinta & Ikhlas Merelakan


Aku pernah bersyukur dipertemukan dengan dia
Aku pernah bersyukur diperkenalkan dengan dia
Aku pernah bersyukur dipisahkan dengan dia
Aku pernah bersyukur dipertemukan kembali dengan dia
Aku pernah bersyukur dipersatukan dengan dia
Aku pernah bersyukur memiliki dia
Aku pernah bersyukur memiliki laki-laki yang nyaris sempurna seperti dia
Dan Aku juga pernah bersyukur dipisahkan kembali dengan dia

But, now. Aku paham dan jauh lebih bersyukur dengan keadaanku yang sekarang. Aku bersyukur dia lebih dulu sadar, sadar karna apa? Sadar akan haramnya pacaran. Klise memang, namun itu menurutku adalah suatu cambukan untukku bahwa apa yang kami bina selama ini telah salah. Salah akan dalam segala hal yang tentunya semua berujung dosa. Perih iya, sakit iya, ada rasa tidak terima tentunya iya. Namun, kembali lagi aku teringat pada Allah Dia Maha Kuasa. Serta kembali kuingat segala bentuk larangannya, aku salah. Ya benar, aku salah jalan. Menangis, menyesali bahwa sebenarnya aku terlalu berharap kepada manusia. Hal yang sia-sia aku lakukan selama ini.

Alhamdulillah, ku ucap syukur pada Allah SWT bahwa apa yang terjadi padaku dengan berbagai macam gejolak batin atas diriku dipisahkan dengan dia dan cukup hanya dengan satu hari aku bisa mengikhlaskan itu semua. Hal yang menurut kalian sangat mustahil tentunya. 

Aku bisa secepat ini merelakan dan mengikhlaskan begitu saja karna sebelumnya aku lebih dulu disakiti. Yaa tentang aku pernah bersyukur dipisahkan dengan dia. Disaat itulah hal yang belum pernah terjadi dalam hidupku sehingga menjadi goresan sejarah dalam hidupku. Kenapa aku mneyebutnya dengan dipisahkan ? karena memang dia telah menyakiti hatiku. Kita perempuan tahu, sedikit saja diberi perhatian pasti rasa baper muncul. Dan aku ga mengelak akan hal itu. Bayangkan saja, perempuan mana yang tak luluh hatinya diberi perhatian lebih, diberi waktu bertemu sesering mungkin ? Hati perempuan mana yang ga meleleh diperlakukan seperti itu ? hati perempuan mana yang ga berbunga-bunga ada seorang lelaki memperlakukan dirimu dan memberi perhatian lebih ? saat itu diriku merasa menjadi wanita yang bahagia yang tanpa sadar hal ini membuatku sedikit bergejolak dalam hati. Apakah dia benar-benar tulus menyayangiku ataukah ini hanya sebuah pelarian belaka ? dan aku harus segera menklarifikasikan ini semua. Namun, terlambat sudah. Apa yang dia berikan, baik dari segi perhatian, kasih sayang, kejutan, kado dan waktu bersama hanyut luntur seketika saat melihat dia bersama wanita lain di bioskop. Oh Tuhan, ini semacam reality show katakan putus. Speecless banget, bohong kalo aku ga shock, bohong kalo aku ga marah.Ya, benar aku sendiri yang mergokin mereka berdua berada disana. Bohong kalau aku ga kecewa, bohong kalau aku ga marah. Dan tahu apa yang terjadi ? dia masih sempet ngenalin wanita itu dan dia ninggalin aku begitu aja karna jam nonton sudah mulai. Remuk, hancur, sedih semua jadi satu. Tuhan, kenapa ? kenapa ? apa aku punya salah dimasa laluku ? Tapi kenapa disaat aku merasa bahagia, merasa menjadi seorang putri pangeran yang bahagia sekali harus merasakan kenyataan pahit seperti ini ?  Emang sih kita ga ada hubungan, tapi balik lagi ke awal dengan perhatiannya dia dengan perlakuannya dia ke aku apa semua itu ngga terlalu istimewa buat ku ? ini yang harusnya segera aku klarifikasikan dengan dia, namun apadaya sudah terlambat.

Semenjak saat itu hubungan komunikasiku dengan dia ga sebaik dulu. Aku merasakan yang namanya depresi berat baru kali ini. Akibatnya apa ? aku yang berstatus mahasiswa semester 5 kala itu harus mengikuti sidang proposal susulan. Malu iya, yang lain pada ikut sidang proposal utama sedangkan aku ngga bisa. Stres pasti, wanita mana yang ga shock yang ga depresi yang ga sedih. Masa-masa sulit dalam hidupku antara asmara, pendidikan, kesehatan dan semuanyalah saat itu yang tersulit menjadi satu. Aku melewati tahap depresi, stres dan penolakan ini lama sekali dan sangat sulit untuk melewati masa ini. Namun, di tahap penerimaan selanjutnya adalah hal yang membuatku mengerti. Siraman rohani dan dengan membaca kitab suci membuatku secara perlahan-lahan dapat menerima semua takdir ini. 

Dan selang satu bulan aku  bisa bernafas lega dan siap memulai kehidupan yang lebih baik dia muncul. Kenapa tiba-tiba kembali ? yang dulunya tiba tiba pergi. kenapa tiba-tiba minta mengulang dari awal ? Karna memang perasaan itu masih ada apa salahnya aku memberikan kesempatan kedua ? bahagia pasti tentunya, setelah dipisahkan akhirnya kembali dipersatukan. Namun, semua hanya indah diawal. Semua hanya rangkaian kata-kata. 

Tapi kembali lagi, jangan meratapi atas apa yang kamu sesalkan karna itu hanya akan menjadi sia-sia. Ikhlas, rela dan sadarlah jika ini yang terjadi berarti dia bukanlah yang terbaik untukku. Cukup simple, tapi bermakna sekali. Dia pergi meninggalkanku karna suatu hal yang benar adanya kenapa aku harus meratapi dan bersedih ? life is going on, maju dan berkaryalah serta jadi pribadi yang lebih baik lagi.

Jatuh cinta itu sebuah anugerah. Rasa yang tumbuh semilir pada hati membuat semua saraf otot bekerja lebih cepat. Seiring dengan berjalannya waktu kalian pasti akan melewati alur-alur asmara. Mulai dari bertemu, perkenalan, pendekatan, jadian, putus, balikan lagi atau dapat yang baru tapi dengan cerita yang lebih dramatis. Bagi kamu yang sudah melewati berbagai alur yang rumit, bersyukurlah karna ini bisa menjadi pengalaman untuk lebih baik kedepannya.

Sedih boleh, nangis boleh, kecewa boleh tapi ingat wahai kaum hawa dirimu lebih berharga dari apapun. Kendalikan hatimu, pastikan hatimu jatuh hati pada orang yang tepat. Mencintai dalam diam sungguh indah.

     Pernikahan adalah sesuatu yang sangat sakral, suci dan indah. Pernikahan itu ga hanya menyatukan 2 orang yang saling mencintai. Bukan hanya perkara aku sayang kamu, kamu sayang aku. Ngga, pernikahan itu juga menyatukan 2 keluarga dari latar belakang yang berbeda. Jikalau ditanya tentang menikah, semua yang single pastikan menjawab iya. Namun, ketahuilah untuk kalian yang single ingin atau kepingin menikah ada beberapa hal yang harus diyakini sepenuhnya. Sudah siapkah ? siap dalam segi mental, emosi, jiwa dan raga. Sudah mantapkah ? mantap pada calon, pada tujuan dan sudah mampukah ? mampu bukan hanya sebatas financial saja tapi mampu dalam beradaptasi pada keluarga  baru.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar