Aku
pernah bersyukur dipertemukan dengan dia
Aku
pernah bersyukur diperkenalkan dengan dia
Aku
pernah bersyukur dipisahkan dengan dia
Aku
pernah bersyukur dipertemukan kembali dengan dia
Aku
pernah bersyukur dipersatukan dengan dia
Aku
pernah bersyukur memiliki dia
Aku
pernah bersyukur memiliki laki-laki yang nyaris sempurna seperti dia
Dan
Aku juga pernah bersyukur dipisahkan kembali dengan dia
But,
now. Aku paham dan jauh lebih bersyukur dengan keadaanku yang sekarang. Aku
bersyukur dia lebih dulu sadar, sadar karna apa? Sadar akan haramnya pacaran.
Klise memang, namun itu menurutku adalah suatu cambukan untukku bahwa apa yang
kami bina selama ini telah salah. Salah akan dalam segala hal yang tentunya
semua berujung dosa. Perih iya, sakit iya, ada rasa tidak terima tentunya iya.
Namun, kembali lagi aku teringat pada Allah Dia Maha Kuasa. Serta kembali
kuingat segala bentuk larangannya, aku salah. Ya benar, aku salah jalan.
Menangis, menyesali bahwa sebenarnya aku terlalu berharap kepada manusia. Hal
yang sia-sia aku lakukan selama ini.
Alhamdulillah,
ku ucap syukur pada Allah SWT bahwa apa yang terjadi padaku dengan berbagai
macam gejolak batin atas diriku dipisahkan dengan dia dan cukup hanya dengan
satu hari aku bisa mengikhlaskan itu semua. Hal yang menurut kalian sangat
mustahil tentunya.
Aku
bisa secepat ini merelakan dan mengikhlaskan begitu saja karna sebelumnya aku
lebih dulu disakiti. Yaa tentang aku pernah bersyukur dipisahkan dengan dia.
Disaat itulah hal yang belum pernah terjadi dalam hidupku sehingga menjadi
goresan sejarah dalam hidupku. Kenapa aku mneyebutnya dengan dipisahkan ?
karena memang dia telah menyakiti hatiku. Kita perempuan tahu, sedikit saja
diberi perhatian pasti rasa baper muncul. Dan aku ga mengelak akan hal itu.
Bayangkan saja, perempuan mana yang tak luluh hatinya diberi perhatian lebih,
diberi waktu bertemu sesering mungkin ? Hati perempuan mana yang ga meleleh
diperlakukan seperti itu ? hati perempuan mana yang ga berbunga-bunga ada
seorang lelaki memperlakukan dirimu dan memberi perhatian lebih ? saat itu
diriku merasa menjadi wanita yang bahagia yang tanpa sadar hal ini membuatku
sedikit bergejolak dalam hati. Apakah dia benar-benar tulus menyayangiku
ataukah ini hanya sebuah pelarian belaka ? dan aku harus segera menklarifikasikan
ini semua. Namun, terlambat sudah. Apa yang dia berikan, baik dari segi
perhatian, kasih sayang, kejutan, kado dan waktu bersama hanyut luntur seketika
saat melihat dia bersama wanita lain di bioskop. Oh Tuhan, ini semacam reality
show katakan putus. Speecless banget, bohong kalo aku ga shock, bohong kalo aku
ga marah.Ya, benar aku sendiri yang mergokin mereka berdua berada disana.
Bohong kalau aku ga kecewa, bohong kalau aku ga marah. Dan tahu apa yang
terjadi ? dia masih sempet ngenalin wanita itu dan dia ninggalin aku begitu aja
karna jam nonton sudah mulai. Remuk, hancur, sedih semua jadi satu. Tuhan,
kenapa ? kenapa ? apa aku punya salah dimasa laluku ? Tapi kenapa disaat aku
merasa bahagia, merasa menjadi seorang putri pangeran yang bahagia sekali harus
merasakan kenyataan pahit seperti ini ? Emang sih kita ga ada hubungan, tapi balik
lagi ke awal dengan perhatiannya dia dengan perlakuannya dia ke aku apa semua
itu ngga terlalu istimewa buat ku ? ini yang harusnya segera aku klarifikasikan
dengan dia, namun apadaya sudah terlambat.
Semenjak
saat itu hubungan komunikasiku dengan dia ga sebaik dulu. Aku merasakan yang
namanya depresi berat baru kali ini. Akibatnya apa ? aku yang berstatus
mahasiswa semester 5 kala itu harus mengikuti sidang proposal susulan. Malu
iya, yang lain pada ikut sidang proposal utama sedangkan aku ngga bisa. Stres
pasti, wanita mana yang ga shock yang ga depresi yang ga sedih. Masa-masa sulit
dalam hidupku antara asmara, pendidikan, kesehatan dan semuanyalah saat itu
yang tersulit menjadi satu. Aku melewati tahap depresi, stres dan penolakan ini
lama sekali dan sangat sulit untuk melewati masa ini. Namun, di tahap
penerimaan selanjutnya adalah hal yang membuatku mengerti. Siraman rohani dan
dengan membaca kitab suci membuatku secara perlahan-lahan dapat menerima semua
takdir ini.
Dan
selang satu bulan aku bisa bernafas lega
dan siap memulai kehidupan yang lebih baik dia muncul. Kenapa tiba-tiba kembali
? yang dulunya tiba tiba pergi. kenapa tiba-tiba minta mengulang dari awal ?
Karna memang perasaan itu masih ada apa salahnya aku memberikan kesempatan
kedua ? bahagia pasti tentunya, setelah dipisahkan akhirnya kembali
dipersatukan. Namun, semua hanya indah diawal. Semua hanya rangkaian kata-kata.
Tapi
kembali lagi, jangan meratapi atas apa yang kamu sesalkan karna itu hanya akan
menjadi sia-sia. Ikhlas, rela dan sadarlah jika ini yang terjadi berarti dia
bukanlah yang terbaik untukku. Cukup simple, tapi bermakna sekali. Dia pergi
meninggalkanku karna suatu hal yang benar adanya kenapa aku harus meratapi dan
bersedih ? life is going on, maju dan berkaryalah serta jadi pribadi yang lebih
baik lagi.
Jatuh
cinta itu sebuah anugerah. Rasa yang tumbuh semilir pada hati membuat semua
saraf otot bekerja lebih cepat. Seiring dengan berjalannya waktu kalian pasti
akan melewati alur-alur asmara. Mulai dari bertemu, perkenalan, pendekatan,
jadian, putus, balikan lagi atau dapat yang baru tapi dengan cerita yang lebih
dramatis. Bagi kamu yang sudah melewati berbagai alur yang rumit, bersyukurlah
karna ini bisa menjadi pengalaman untuk lebih baik kedepannya.
Sedih
boleh, nangis boleh, kecewa boleh tapi ingat wahai kaum hawa dirimu lebih
berharga dari apapun. Kendalikan hatimu, pastikan hatimu jatuh hati pada orang
yang tepat. Mencintai dalam diam sungguh indah.
Pernikahan adalah sesuatu yang sangat
sakral, suci dan indah. Pernikahan itu ga hanya menyatukan 2 orang yang saling
mencintai. Bukan hanya perkara aku sayang kamu, kamu sayang aku. Ngga,
pernikahan itu juga menyatukan 2 keluarga dari latar belakang yang berbeda.
Jikalau ditanya tentang menikah, semua yang single pastikan menjawab iya.
Namun, ketahuilah untuk kalian yang single ingin atau kepingin menikah ada
beberapa hal yang harus diyakini sepenuhnya. Sudah siapkah ? siap dalam segi
mental, emosi, jiwa dan raga. Sudah mantapkah ? mantap pada calon, pada tujuan
dan sudah mampukah ? mampu bukan hanya sebatas financial saja tapi mampu dalam
beradaptasi pada keluarga baru.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar