Mah, pah.
Inginku bersandar dibahu kalian sambil menangis dan memeluk kalian.
Mah, pah.
Benarkah faktanya begini kehidupan asmara seorang remaja ?
Mah, pah.
Benarkah hubungan seorang wanta dan pria itu faktanya begini ?
Mah, pah.
Kalianlah yang selalu mengajarkan kebaikan kepadaku sedari kecil, mengajarkanku
tentang agama, bagaimana ku dibesarkan dilingkungan beradab, bermoral dan
beragama.
Mah, pah.
Ini apa? Kenapa faktanya begini ? jujur mah, pah aku syok.
Mah, pah.
Memang benar dalam agama kita berpacaran itu tidak diperbolehkan. Tapi,
kenyataannya mayoritas baik semua kalangan untuk hal ini adalah hal yang
lumrah. Oke, fine untuk yang satu ini aku bisa menerimanya sebagai kenyataan.
Tapi,
Mah, pah.
Apakah dalam menjalin sebuah hubungan harus melakukan hal-hal yang harusnya
diperbolehkan saat setelah ijab dan qabul telah diucapkan ?
Mah, pah.
Miris, miris banget. Apa gunanya hijab tapi berbuat zina ? apa gunanya solat
tapi tetap berbuat zina ?
Mah, pah.
Aku ingin selalu tetap berada di jalan-Nya.
Mah, pah.
Aku ingin selalu dalam lindungan kalian. Aku lebih memilih untuk menjadi anak
kecil kembali yang selalu dalam pangkuanmu dan bermanja ria.
Mah, pah.
Ingin sekali ku berhujat tentang ini semua, tapi apa gunanya.
Mah, pah.
Jodohkanlah saja aku, aku takut dengan kenyataan bahwasanya berpacaran itu
justru melanggar nilai-nilai agama. Yaa, walau kutakpungkiri bahwa aku pernah
berpacaran di masa lalu tapi bukan berpacaran seperti anak zaman sekarang.
Walau tak kusebut apa saja itu, tapi ku yakin kamu pembaca paham dan mengerti
apa yang ku maksud. Bukan untuk menghina atau menghujat atau menghakimi wahai
saudaraku, tapi ini real curahan hati seorang wanita. Wanita yang masih terlalu
polos untuk hal yang demikian. Tapi sepolos-polosnya aku, aku pernah nakal.
Tapi nakalku tanpa embel-embel. Nakalku hanya sebatas pulang larut malam,
touring tanpa pamitan dengan orangtua.
Mah, pah.
Dan jika waktunya telah tiba, aku anak gadismu telah dipersunting seorang pria.
Berkahilah pernikahanku, jangan menangis. Pernikahanku nanti adalah penyempurna
agamaku mah, pah.
Mah, pah.
Untuk saat ini ada seorang pria yang mengisi hatiku. Ya, hanya seorang pria.
Kupikir dia adalah calon imamku yang tepat. Yaa, rindu ini selalu ada menghiasi
hariku. Namun, kubertahan untuk tetap sabar karna ku yakin jodoh takkan
tertukar. Cukup namamu selalu ada dalam doaku. Dan berpasrah diri kepada-Nya.