Selasa, 24 Mei 2016

Mah, Pah, ini hanya curahan hati bidadari kecilmu

Mah, pah. Inginku bersandar dibahu kalian sambil menangis dan memeluk kalian.
Mah, pah. Benarkah faktanya begini kehidupan asmara seorang remaja ?
Mah, pah. Benarkah hubungan seorang wanta dan pria itu faktanya begini ?
Mah, pah. Kalianlah yang selalu mengajarkan kebaikan kepadaku sedari kecil, mengajarkanku tentang agama, bagaimana ku dibesarkan dilingkungan beradab, bermoral dan beragama.
Mah, pah. Ini apa? Kenapa faktanya begini ? jujur mah, pah aku syok.
Mah, pah. Memang benar dalam agama kita berpacaran itu tidak diperbolehkan. Tapi, kenyataannya mayoritas baik semua kalangan untuk hal ini adalah hal yang lumrah. Oke, fine untuk yang satu ini aku bisa menerimanya sebagai kenyataan. Tapi,
Mah, pah. Apakah dalam menjalin sebuah hubungan harus melakukan hal-hal yang harusnya diperbolehkan saat setelah ijab dan qabul telah diucapkan ?
Mah, pah. Miris, miris banget. Apa gunanya hijab tapi berbuat zina ? apa gunanya solat tapi tetap berbuat zina ?
Mah, pah. Aku ingin selalu tetap berada di jalan-Nya.
Mah, pah. Aku ingin selalu dalam lindungan kalian. Aku lebih memilih untuk menjadi anak kecil kembali yang selalu dalam pangkuanmu dan bermanja ria.
Mah, pah. Ingin sekali ku berhujat tentang ini semua, tapi apa gunanya.
Mah, pah. Jodohkanlah saja aku, aku takut dengan kenyataan bahwasanya berpacaran itu justru melanggar nilai-nilai agama. Yaa, walau kutakpungkiri bahwa aku pernah berpacaran di masa lalu tapi bukan berpacaran seperti anak zaman sekarang. Walau tak kusebut apa saja itu, tapi ku yakin kamu pembaca paham dan mengerti apa yang ku maksud. Bukan untuk menghina atau menghujat atau menghakimi wahai saudaraku, tapi ini real curahan hati seorang wanita. Wanita yang masih terlalu polos untuk hal yang demikian. Tapi sepolos-polosnya aku, aku pernah nakal. Tapi nakalku tanpa embel-embel. Nakalku hanya sebatas pulang larut malam, touring tanpa pamitan dengan orangtua.
Mah, pah. Dan jika waktunya telah tiba, aku anak gadismu telah dipersunting seorang pria. Berkahilah pernikahanku, jangan menangis. Pernikahanku nanti adalah penyempurna agamaku mah, pah.

Mah, pah. Untuk saat ini ada seorang pria yang mengisi hatiku. Ya, hanya seorang pria. Kupikir dia adalah calon imamku yang tepat. Yaa, rindu ini selalu ada menghiasi hariku. Namun, kubertahan untuk tetap sabar karna ku yakin jodoh takkan tertukar. Cukup namamu selalu ada dalam doaku. Dan berpasrah diri kepada-Nya.